Jumat, 14 Oktober 2011

Membutuhkan anggaran Rp2 miliar

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Luwu Timur (Lutim) membutuhkan anggaran Rp2 miliar untuk pembangunan sistem penampungan air minum terpadu. Hal itu meliputi pembangunan jaringan distribusi dan tersier di Kecamatan Burau. “Untuk memenuhi permintaan kebutuhan air bersih masyarakat di Kecamatan Burau, kami (PDAM) membutuhkan dana sebesar Rp2 miliar,” ungkap Direktur PDAM Lutim Rifal ketika dihubungi media massa di Malili, kemarin.

Saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui satuan pengembangan kinerja pengelolaan air minum sedang membangun sistem produksi air baku dan reservoir di Kecamatan Burau dengan pengambilan sumber air dari Sungai Labongko. Rifal berharap Pemkab Lutim dapat menganggarkan pembangunan SPAM tersebut pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2012 mendatang.

“Jika pemasangan intake, reservoir, pipa transmisi sepanjang 11 kilometer di Burau, dan sistem SPAM selesai,maka setidaknya 2.000 pelanggan akan terlayani di Burau,”kata dia. PDAM Kabupaten Lutim saat ini memiliki 1.400 pelanggan. Bila SPAM selesai dibangun, diharapkan bisa memenuhi permintaan sekitar 5.000 pelanggan.

Warga Dusun Lagandang Krisis Air Bersih

Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Dusun Lagandang, Desa Bambapuang, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Kepala dusun Lagandang, Lubis Rahman kepada media membenarkan warganya mengalami krisis air bersih.

Sumursumur warga yang selama ini digunakan sebagai sumber air bersih kondisinya kering. Kalaupun ada sumur warga yang tidak kering airnya keruh dan tidak layak untuk diminum. “Krisis air bersih di dusun Lagandang sudah berlangsung selama dua bulan. Musim kemarau yang panjang membuat sumur warga jadi kering,” ujarnya kemarin.

Dia mengatakan,untuk memenuhi kebutuhan air minum, warga mengandalkan suplai air bersih dari mobil tangki Pemkab Enrekang. Selama krisis air bersih melanda Dusun Lagandang, setiap hari tiga unit mobil tangki membagikan air bersih kepada warga dusun secara gratis. Jatah air bersih pun yang dibagikan kepada warga pun dibatasi. Setiap kepala keluarga hanya mendapat 40 liter air bersih per hari.Jatah air bersih itu cukup untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak setiap hari.

Sementara itu, Suherman, 36, warga Dusun Lagandang mengatakan, guna menghindari rebutan air bersih di antara warga saat mobil tangki membagikan air bersih, warga menaruh jeriken di depan rumah.Jerigen itu lalu diisi air bersih oleh petugas yang membawa mobil tangki.

“Deretan jeriken kosong bisa dilihat di depan rumah warga di Dusun Lagandang selama musim kemarau ini. Mudah- mudahan, krisis air bersih didusun tidak berlangsung lama,”tandasnya.